Kemenag RI Berencana Gelar Natal Bersama 2026 Tidak Sesuai Asmaul Husna | Brilly El-Rasheed | 082140888638

Natal Bersama yang berupa hadirnya muslim online maupun offline dalam prosesi ritual kebaktian umat Kristiani hukumnya haram. Allah memang punya Asmaul Husna Al-Jami' (Maha Mengumpulkan). Allah memang yang mentaqdirkan adanya banyak agama. Allah memang membiarkan masih berlanjutnya kehidupan orang-orang kafir (non-muslim) dan non-kafir (alias muslim). Allah memang mensupport kerukunan antar umat beragama. Namun, tidak ada ceritanya Nabi Muhammad dan generasi Salaf menghadiri prosesi ritual kebaktian pemeluk agama lain. Kurang kenal Allah kah mereka?

Allah Ar-Rahman Ar-Rahim Al-Jami' Al-Wadud Al-Mu'in Al-Jamil Ath-Thayyib tapi Asmaul Husna ini bukan dalil kehalalan mengikuti kegiatan penyembahan Tuhan selain Allah, apalagi mendukung, membiayai, membantu. Yesus, Sidharta Budha Gautama, Yahweh, Ahura Mazda, Sang Hyang Widhi Tri Murti, Tian, Sangkan Paraning Dumadi, Baha dan lain-lain merupakan nama-nama tuhan selain Allah. Masing-masing agama dan aliran kebatinan punya sosok supreme adikodrati yang disembah. Muslim sangat toleran, tidak mengganggu penghambaan agama lain, hanya merekomendasikan konsep religi yang tauhid (monoteis) yakni jangan menyembah selain Allah. 

Muslim meyakini Allah Al-Wahid Al-Ahad Al-Qayyum sehingga haram menghadiri prosesi ritual kebaktian agama manapun. Jikapun ingin membangun hubungan baik antar umat beragama agar tidak terjadi chaos bahkan pertikaian antar agama maka muslim bisa berbaik-baik dengan pemeluk agama apapun tapi dalam urusan duniawi saja yang tidak ada sangkut pautnya dengan penyembahan tuhan selain Allah, misalnya outbound, gala dinner, bakti sosial, dan lain-lain. Kita belum bisa memastikan Natal Bersama 2026 yang dimaksud Prof. Dr. K. H. Nasaruddin Umar seperti apa, apakah mewajibkan seluruh muslim pegawai Kemenag RI di seluruh provinsi untuk duduk khidmat di ruang kesyirikan, atau sekadar hadir dalam sesi makan-makan, foto-foto, aksi kemanusiaan, maka boleh.