Beberapa Asmaul Husna yang Dijadikan Allah Sebagai Nama Lain Nabi Muhammad | Kajian Kitab Asy-Syifa | 082140888638
![]() |
082140888638 Terjemah Kitab Asy-Syifa |
وَمِنْ أَسْمَائِهِ - تَعَالَى - : الْأَوَّلُ ، وَالْآخِرُ ، وَمَعْنَاهُمَا السَّابِقُ لِلْأَشْيَاءِ قَبْلَ ، وُجُودِهَا ، وَالْبَاقِي بَعْدَ فَنَائِهَا . وَتَحْقِيقُهُ أَنَّهُ لَيْسَ لَهُ أَوَّلٌ ، وَلَا آخِرٌ . وَقَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : كُنْتُ أَوَّلَ الْأَنْبِيَاءِ فِي الْخَلْقِ ، وَآخِرَهُمْ فِي الْبَعْثِ . وَفُسِّرَ بِهَذَا قَوْلُهُ - تَعَالَى - : وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ [ الْأَحْزَابِ : 7 ] ، فَقَدَّمَ مُحَمَّدًا - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - . وَقَدْ أَشَارَ إِلَى نَحْوٍ مِنْهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - . وَمِنْهُ قَوْلُهُ : نَحْنُ الْآخِرُونَ السَّابِقُونَ . وَقَوْلُهُ : أَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ الْأَرْضُ عَنْهُ ، وَأَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ ، وَأَوَّلُ شَافِعٍ ، وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَهُوَ خَاتَمُ النَّبِيِّينَ ، وَآخِرُ الرُّسُلِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - .
dan di antara nama-nama-Nya Ta’ala adalah Al-Awwal dan Al-Akhir, makna keduanya adalah Yang Terdahulu dari segala sesuatu sebelum adanya dan Yang Tetap Ada setelah segala sesuatu tiada, dan maksudnya adalah bahwa Dia tidak memiliki permulaan dan tidak memiliki akhir, dan Nabi bersabda, “Aku adalah nabi pertama dalam penciptaan dan terakhir dalam pengutusan”, dan firman Allah Ta’ala, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, dan darimu (Muhammad), dan dari Nuh...” [QS. Al-Ahzab: 7], ditafsirkan dengan mendahulukan Muhammad, dan Umar bin Al-Khaththab juga menunjuk ke arah makna semacam ini, seperti sabdanya, “Kami adalah orang terakhir (yang datang) tetapi yang terdahulu (masuk Surga)”, dan sabdanya, “Akulah orang pertama yang dibangkitkan dari bumi, orang pertama yang masuk Surga, orang pertama yang memberi syafaat, dan orang pertama yang diterima syafaatnya”, dan beliau adalah penutup para nabi dan rasul .
وَمِنْ أَسْمَائِهِ - تَعَالَى - : الْقَوِيُّ . وَذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ ، وَمَعْنَاهُ : الْقَادِرُ . وَقَدْ وَصَفَهُ اللَّهُ - تَعَالَى - بِذَلِكَ ، فَقَالَ : ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ [ التَّكْوِيرِ : 20 ] ، قِيلَ مُحَمَّدٌ ، وَقِيلَ جِبْرِيلُ . وَمِنْ أَسْمَائِهِ - تَعَالَى - : الصَّادِقُ ، فِي الْحَدِيثِ الْمَأْثُورِ . وَوَرَدَ فِي الْحَدِيثِ أَيْضًا اسْمُهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِالصَّادِقِ ، وَالْمَصْدُوقِ . وَمِنْ أَسْمَائِهِ - تَعَالَى - : الْوَلِيُّ ، وَالْمَوْلَى ، وَمَعْنَاهُمَا النَّاصِرُ ، وَقَدْ قَالَ اللَّهُ - تَعَالَى - : إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ [ الْمَائِدَةِ : 55 ] . وَقَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : أَنَا وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ . وَقَالَ اللَّهُ - تَعَالَى - : النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ [ الْأَحْزَابِ : 6 ] . وَقَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ .
Di antara nama-nama Allah Ta‘ala adalah Al-Qawiyy (Yang Maha Kuat), Dzu Al-Quwwah Al-Matīn (Pemilik Kekuatan yang Kokoh), maknanya adalah Yang Maha Mampu, dan Allah Ta‘ala telah menyifati-Nya dengan itu dalam firman-Nya, “Dzi quwwatin ‘inda Dzil-‘Arsyi makīn” [QS At-Takwir: 20], dikatakan yang dimaksud adalah Muhammad, dan ada pula yang mengatakan Jibril; dan di antara nama-nama-Nya Ta‘ala adalah Ash-Shādiq (Yang Maha Benar), sebagaimana disebut dalam hadits yang diriwayatkan, dan juga disebutkan dalam hadits bahwa nama beliau adalah Ash-Shādiq dan Al-Mashdūq, dan di antara nama-Nya Ta‘ala adalah Al-Waliyy dan Al-Maulā, maknanya adalah Penolong, dan Allah Ta‘ala berfirman, “Sesungguhnya wali kalian hanyalah Allah dan Rasul-Nya” [QS Al-Māidah: 55], dan Nabi bersabda, “Aku adalah wali setiap orang mu`min”, dan Allah Ta‘ala berfirman, “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mu`min daripada diri mereka sendiri” [QS Al-Ahzāb: 6], dan beliau bersabda, “Barang siapa aku adalah maulanya maka ‘Aliyy adalah maulanya”;
وَمِنْ أَسْمَائِهِ - تَعَالَى - : الْعَفُوُّ ، وَمَعْنَاهُ الصَّفُوحُ . وَقَدْ وَصَفَ اللَّهُ - تَعَالَى - بِهَذَا نَبِيَّهُ فِي الْقُرْآنِ وَالتَّوْرَاةِ ، وَأَمَرَهُ بِالْعَفْوِ ، فَقَالَ - تَعَالَى - : خُذِ الْعَفْوَ [ الْأَعْرَافِ : 199 ] . وَقَالَ : فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ [ الْمَائِدَةِ : 13 ] . وَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ وَقَدْ سَأَلَهُ عَنْ قَوْلِهِ : خُذِ الْعَفْوَ [ الْأَعْرَافِ : 199 ] ، قَالَ : أَنْ تَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ . وَقَالَ فِي التَّوْرَاةِ ، وَالْإِنْجِيلِ فِي الْحَدِيثِ الْمَشْهُورِ ، فِي صِفَتِهِ : لَيْسَ بِفَظٍّ ، وَلَا غَلِيظٍ ، وَلَكِنْ يَعْفُو ، وَيَصْفَحُ .
dan di antara nama Allah Ta‘ala adalah Al-‘Afuww, yang maknanya adalah Yang Maha Pemaaf, dan Allah Ta‘ala menyifati Nabi-Nya dengan sifat ini di dalam Al-Qur`an dan Taurat, dan memerintahkan beliau untuk memaafkan, maka Allah Ta‘ala berfirman, “Ambillah sikap memaafkan” [QS Al-A‘rāf: 199], dan berfirman, “Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah” [QS Al-Māidah: 13], dan Jibril berkata kepadanya tatkala beliau bertanya tentang firman-Nya, “Ambillah sikap memaafkan”, beliau berkata, yaitu engkau memaafkan orang yang telah menzhalimimu; dan dalam Taurat dan Injil dalam hadits yang masyhur mengenai sifat beliau disebutkan, “Dia tidak kasar, tidak keras qalbu, namun ia memaafkan dan membiarkan (mengabaikan/melupakan)”;
Demikianlah penjelasan Al-Qadhi 'Iyadh dalam Kitab Asy-Syifa.
Post a Comment