Header Ads

10 Kategorisasi Asmaul Husna Menurut Imam Al-Ghazaliyy Berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah



Allah dengan seluruh Asmaul Husna-Nya bukan fiksi, bukan ilusi, bukan halusinasi, bukan isapan jempol, bukan rekayasa. Siapa-siapa yang tidak beriman dengan Asmaul Husna maka imannya batal alias murtad. Anda yang meragukan kebenaran Asmaul Husnanya Allah, Anda bukan muslim, silakan hidup tanpa bertuhan Allah. Ketika ada problem hidup, selesaikan sendiri, suatu saat Anda akan sadar, ternyata Allah Tuhan yang benar dengan segala Asmaul Husnanya.


10 Kategorisasi Asmaul Husna Menurut Imam Al-Ghazaliyy dalam Raudhah Ath-Thalibin,

  1. Asma (nama) yang hanya menunjukkan Dzat-Nya, seperti ucapanmu, “Allah,” dan yang mendekati nama Al-Haqq, jika dimaksudkan sebagai Dzat yang Wajib Al-Wujud.

  2. Asma (nama) yang merujuk pada Dzat disertai penegasian (salbiyyah), seperti Al-Quddus, As-Salam, Al-Ghaniyy, Al-Ahad, dan lain-lain. Karena Al-Quddus adalah Dzat yang dari-Nya dicabut segala sesuatu yang terpikir dalam benak dan masuk dalam dugaan. As-Salam merupakan Dzat yang dari-Nya tercabut segala aib dan kekurangan. Al-Ghaniyy yaitu Dzat yang dari-Nya tercabut semua hajat (keterbutuhan). Dan, Al-Ahad bermakna Dzat yang dari-Nya tercabut padanan dan keterbagian.

  3. Asma (nama) yang merujuk Dzat dengan penyandaran (idhafiyyah), seperti Al-‘Aliyy, Al-‘Azhim, Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir, Al-Bathin, dan lain-lain. Karena Al-‘Aliyy adalah Dzat yang mengatasi segala Dzat dalam segi derajat, dan ini merupakan bentuk penyandaran. Al-’Azhim yaitu sifat yang menunjukkan Dzat yang melampaui batas-batas penangkapan indra. Al-Awwal berarti yang mendahului segala yang wujud. Al-Akhir adalah yang menjadi tempat kembali seluruh wujud. Azh-Zhahir bermakna Dzat yang disandarkan kepada dalil akal. Dan, Al-Bathin merupakan Dzat yang disandarkan kepada pengetahuan indra dan ilusi.

  4. Asma (nama) yang merujuk kepada Dzat disertai pencabutan (salbiyyah) dan penyandaran (izhafah), seperti Al-Malik dan Al-‘Aziz. Al-Malik yaitu Dzat yang tidak membutuhkan apa pun, tetapi segala sesuatu membutuhkan-Nya, Sedangkan Al-Aziz berarti Dzat yang tiada duanya: sangat dibutuhkan, tapi sulit diraih dan digapai.

  5. Asma (nama) yang merujuk pada Dzat disertai sifat ketetapanNya, seperti Al-Hayy, Al-’Alim, Al-Qadir, Al-Murid, As-Sami’ Al-Bashir, dan Al-Mutakallim.

  6. Asma (nama) yang merujuk kepada ilmu disertai penyandaran, seperti Al-Hakim, Al-Khabir, Asy-Syahid, dan Al-Muhshi. Karena Al-Hakim menunjukkan ilmu yang disandarkan kepada objek ilmu yang paling mulia. Al-Khabir menunjukkan ilmu yang disandarkan pada hal-hal bathin (tidak tampak oleh panca indera). Asy-Syahid menunjukkan Sang Maha Mengetahui yang disandarkan kepada apa yang disaksikan. Dan Al-Muhshi mengindikasikan ilmu yang mencakup objek-objek yang diketahui yang terbatas dan terhingga.

  7. Asma (nama) yang merujuk kepada kekuasaan disertai tambahan penyandaran, seperti Al-Qawiyy, Al-Matin, dan Al-Qahhar. Sebab, Al-Quwwah adalah kesempurnaan kekuasaan, Al-matanah menunjukkan kuatnya kekuasaan, Al-Qahr menjadi pengaruh dominasi kekuasaan terhadap hal yang dikuasai.

  8. Asma (nama) yang merujuk kepada kehendak (iradah) disertai perbuatan dan penyandaran, seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Ar-Ra`uf, dan Al-Wadud. Karena Ar-Rahman merujuk kepada kehendak yang disandarkan pada pemenuhan hajat orang yang butuh dan lemah. Ar-Ra’fah menunjukkan kuatnya rahmah, yaitu keberlebihan dalam rahmat. Sementara Al-Wadud merujuk kepada kehendak yang disandarkan kepada ihsan dan pemberian nikmat. Pelaksanaan rahmat menuntut adanya orang yang butuh, sedangkan pelaksanan al-wudd tidak memerlukan hal ini, memberi nikmat sejak awal (tanpa sebab).

  9. Asma (nama) yang merujuk kepada Dzat disertai sifat sandaran (idhafiyyah), seperti Al-Khaliq, Al-Bari`, Al-Mushawwir, Al-Wahhab, Ar-Razzaq, Al-Fattah, Al-Basith, Al-Qabidh, Al-Khafidh, Ar-Rafi’, Al-Mu’izz, Al-Mudzill, Al-‘Adl, Al-Muqit, Al-Mughits, Al-Mujib, Al-Wasi’, Al-Bahits, Al-Mubdi`, Al-Mu’id, Al-Muhyi, Al-Mumit, Al-Muqaddim, Al-Mu`akhir, Al-Waliyy, Al-Barr, At-Tawwab, Al-Muntaqim, Al-Muqsith, Al-Jami’, Al-Mu’thi, Al-Mani’, Al-Mughniyy, Al-Hadi, dan lain-lain.

  10. Asma (nama) yang merujuk kepada makna perbuatan disertai penyandaran, seperti Al-Majid, Al-Karim, dan Al-Lathif. Karena Al-Majid menunjukkan luasnya penghormatan disertai kemuliaan Dzat. Demikian pula Al-Karim. Adapun Al-Lathif menunjukkan perbuatan disertai kelembutan.





Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan (pusdiklatlitbang) Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- (disc. up to 50 %). Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis.
 
Oleh Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.