Benarkah Ada Asmaul Husna yang Disembunyikan Allah? Begini Logikanya Menurut Ustadz H. Brilly El-Rasheed (UBER)
Nama dan sifat Allah tersimpan dalam ilmu ghaib di sisi Allah, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Inilah pendapat jumhur ulama seperti Al-Khaththabiyy, Al-Qurthubiyy, Al-Qadhi Abi Bakr bin Thayyib, Ibnul-'Arabiyy, Ar-Raziyy, dan juga Ibnu Hajar. Bahkan Imam An-Nawawiyy menyebutkan terdapat kesepakatan bahwa nama Allah tidak terbatas jumlahnya sebagaimana disebutkan dalam kitab beliau Syarh Shahih Muslim. Logikanya, manusia tidak tahu jumlah Asmaul Husna yang sebenarnya karena manusia tahu Asmaul Husna hanya karena Allah mengajarkan. Jadi Asmaul Husna yang diajarkan Allah saja yang bisa diketahui manusia sekaligus harus dipelajari, dibaca, dihafal, diamalkan. Kita hanya punya informasi kalau diberi Allah informasi, informasi apapun, termasuk informasi tentang nama-nama-Nya. Kita diberi Allah informasi hanya yang bisa kita jangkau dalam kapasitas kita sebagai manusia yang serba terbatas.
Yang dikenal luas, Asmaul Husna berjumlah 99. Sebenarnya, jumlah Asmaul Husna tidak terbatas. Ada Imam Fakhruddin Ar-Raziyy yang berhasil menemukan dalil untuk 4.444 Al-Asma` Al-Husna. Diantara nama Allah yang ada dalilnya namun tidak tercantum dalam daftar 99 ini antara lain Al-Kaafii, Al-Musta’aan, Al-Qariib, Al-Witr, Ad-Dayyaan, Al-Hannaan, Al-Jawwaad, Al-Musa’’ir, Al-Mughiits, Al-Fard, Al-Mun’im, Al-Mu’iin, Asy-Syaafii, dan lain-lain. Sebenarnya kami sudah menyusun Al-Asma` Al-Husna dalam bentuk poster dalam jumlah 165. 165 ini singkron dengan 1 rukun ihsan, 6 rukun iman dan 5 rukun Islam. Asmaul Husna dalam bahasa Arab menggunakan wazan Faa’il, Fa’iil, Mufa’’il, Fa’’aal, Fa’uul, Muf’il, atau menggunakan shighat mubalaghah Fa’laan, atau berstatus mashdar. Masing-masing wazan yang digunakan punya konsekuensi makna yang berbeda.
Diriwayatkan dari Nabi, “Allah memiliki empat ribu nama. Seribu nama hanya diketahui oleh Allah; seribu yang lain hanya diketahui oleh Allah dan para malaikat; seribu selanjutnya hanya diketahui oleh Allah, para malaikat, dan para nabi; serta seribu terakhir diketahui oleh kaum Mukmin. Rinciannya, tiga ratus nama disebut dalam Taurat, tiga ratus dalam Injil, tiga ratus dalam Zabur, dan seratus dalam Al-Qur’an. Adapun atau nama-nama yang ada dalam Al-Qur’an sembilan puluh sembilan darinya disebutkan secara zhahir dan satu nama disembunyikan. Barangsiapa dapat menyebutkannya maka ia akan masuk Surga.” [Lawami’ Al-Bayyinat li Ar-Raziyy hal. 152; Fat-h Al-Bari 11/220]
Ibnu Al-Qayyim berkata, “Maka dijadikanlah nama-nama Allah tiga bagian, yaitu: (1) Pertama, bagian yang Dia jadikan sebagai nama bagi diri-Nya, lalu ditampakkan kepada siapa yang Dia kehendaki di antara malaikat, atau selain mereka, namun tidak diturunkan dalam kitab-Nya; (2) Kedua, bagian yang diturunkan dalam kitab-Nya dan diketahui oleh hamba-hamba-Nya; (3) Ketiga, bagian yang disimpan dalam ilmu ghaib di sisi-Nya, dan tidak diperlihatkan kepada sesuatu dari ciptaan-Nya. Oleh karena itu dikatakan, “Engkau menyimpannya,” yakni, Engkau menyendiri dalam mengetahuinya.” [Bada’i’ Al-Fawa`id, 1/66]
Kita meyakini Allah dengan masing-masing Asmaul Husnanya sesuai kapasitas otak kita memahami makna teks, bukan sekadar arti. Makna adalah konsekuensi logis sebuah entri. Kita tidak pernah tahu apakah pemahaman kita terhadap Asmaul Husna sudah sesuai yang dimaksud Allah kecuali pemahaman kita sama persis dengan pemahaman Nabi. Itu bisa dicapai dengan sanad. Pun demikian, pemahaman kita terhadap sebuah bahasa tergantung tren, selera, kapasitas, politik, budaya, sosial, karakter pribadi dan lain-lain.
Post a Comment