Pembahasan Asmaul Husna dalam Kitab Al-Hikam Karya Ibnu 'Athaillah
Imam Ibnu 'Athaillah membahas Asmaul Husna dengan sangat cantik namun hanya dalam satu buah paragraf. Narasi kitab Al-Hikam memang sangat luas lagi mendalam, butuh daya telaah yang tajam.
دَلَّ بِوُجودِ آثارِهِ عَلى وُجودِ أسْمائِهِ. وبِوجودِ أسْمائِهِ عَلى ثُبوتِ أوصْافِهِ. وَبِثُبوتِ أوْصافِهِ عَلى وُجودِ ذاتِهِ. إذْ مُحالٌ أنْ يَقومَ الوَصْفُ بِنَفْسِهِ. فأرْبابُ الجَذْبِ يَكْشِفُ لَهُمْ عَنْ كَمالِ ذاتِهِ، ثُمَّ يَرُدُّهُمْ إلى شُهودِ صِفاتِهِ، ثُمَّ يُرْجِعُهُمْ إلى التَّعَلُّقِ بأسْمائِهِ، ثُمَّ يَرُدُّهُمْ إلى شُهودِ آثارِهِ. وَالسّالِكونَ عَلى عَكْسِ هذا. فَنِهايَةُ السّالِكينَ بِدايَةُ المَجْذوبينَ، وَبِدايَةُ السّالكينَ نِهايَةُ المَجْذوبينَ؛ لكِنْ لا بِمَعْنىً واحِدٍ؛ فَرُبَّما التَقَيا في الطَّريقِ، هذا في تَرَقّيهِ وهذا في تَدَلّيهِ.
“Allah menunjukkan wujudnya Asma-Nya dengan wujudnya makhluk-makhluk. Allah menunjukkan wujudnya Asma-Nya dengan tetapnya sifat-sifat-Nya (qudrah, iradah, ilmu, hidup, dan lain-lain). Allah menunjukkan wujudnya Dzat-Nya dengan tetapnya sifat-sifat-Nya, karena tidak mungkin ada sifat berdiri dengan sendirinya. Para wali jalur majdzub itu diberi mukasyafah oleh Allah akan sempurna dzat-Nya, lalu mereka dikembalikan untuk melihat sifat-sifat-Nya lalu dikembalikan untuk ta'alluq (bergantung) pada Asma-Nya, kemudian dikembalikan untuk menyaksikan atsar-Nya (yakni makhluk-makhluk-Nya). Adapun para wali jalur suluk itu sebaliknya. Jadi akhir perjalanan wali jalur suluk itu, adalah permulaan wali jalur majdzub, dan permulaan maqam wali jalur suluk itu akhir maqamnya wali jalur majdzub, tapi bukan dengan arti yang sama, terkadang keduanya bertemu di jalan ketika wali jalur suluk sedang naik dan wali jalur majdzub sedang turun“. [Al-Hikam]
Post a Comment