Memahami Asmaul Husna dalam Kapasitas Kita Sebagai Manusia
Allah memperkenalkan diri-Nya melalui nama-nama-Nya. Al-Asma` Al-Husna adalah nama-nama Allah representasi dari Dzat-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya. Iman kepada Allah pasti salah kalau tidak tahu makna masing-masing Asmaul Husna. Pada akhirnya, yang disembah bukan Allah tapi bayangan/imajinasi tentang Allah. Setiap muslim wajib mempelajari Asmaul Husna. Omong kosong orang yang mengaku mengenal Allah (makrifatullah) tapi tidak hafal Asmaul Husna dan makna-maknanya.
Penduduk dunia masing-masing negara bahkan daerah terkecil punya bahasa sendiri-sendiri. Bahasa merupakan wasilah (sarana) komunikasi. Bahasa ialah sebutan untuk sesuatu yang disepakati. Asmaul Husna dalam bahasa Arab menggunakan wazan Faa’il, Fa’iil, Mufa’’il, Fa’’aal, Fa’uul, Muf’il, atau berstatus mashdar. Masing-masing wazan yang digunakan punya konsekuensi makna yang berbeda. Berikut ini Asmaul Husna dalam tiga bahasa asing untuk memahami kehebatan masing-masing Asmaul Husna.
Kita meyakini Allah dengan masing-masing Asmaul Husnanya sesuai kapasitas otak kita memahami makna teks, bukan sekadar arti. Makna adalah konsekuensi logis sebuah entri. Kita tidak pernah tahu apakah pemahaman kita terhadap Asmaul Husna sudah sesuai yang dimaksud Allah kecuali pemahaman kita sama persis dengan pemahaman Nabi. Itu bisa dicapai dengan sanad. Pun demikian, pemahaman kita terhadap sebuah bahasa tergantung tren, selera, kapasitas, politik, budaya, sosial, karakter pribadi dan lain-lain.
Oleh Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)
Post a Comment