Header Ads

Asmaul Husna Akan Hilang!!! | Brilly El-Rasheed | 082140888638



Asmaul Husna akan hilang. Bukan hilang dalam artian tidak ada lagi. Asmaul Husna hilang dengan maksud seluruh manusia di bumi suatu saat akan tidak lagi mengenal Asmaul Husna. Ini bukan mustahil. Ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah. Jangankan Asmaul Husna, nama/lafazh Allah itu sendiri saja akan hilang.

Dijelaskan di dalam hadits Anas, bahwa Rasulullah bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِي اْلأَرْضِ: اللهُ، اللهُ.

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga di bumi tidak lagi disebut: Allah, Allah.” [Shahih Muslim, Kitab Al-Imân, bab Dzahâb Al-Imân Âkhir Az-Zaman (2/ 178, Syarh An-Nawawiyy)]

Anda masih belum percaya dan yakin betul bahwa Asmaul Husna akan hilang, musnah dan lenyap dari muka bumi? Saudaraku! Percayalah dan terimalah sabda Nabi ini! Tak perlu kita persoalkan, karena kita hanya ditugaskan untuk mengimani Nabi dan apa saja yang dibawa beliau, termasuk hal yang sangat mencengangkan ini.

Ibnu Katsir berkata, “Ada dua pendapat tentang makna hadits ini

Pendapat pertama: Bahwa seseorang tidak mengingkari kemunkaran dan tidak melarang orang yang melakukan kemunkaran. Rasulullah mengibaratkannya dengan ungkapan “tidak lagi disebut: Allah, Allah” sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Umar,

فَيَبْقَى فِيهَا عَجَاجَةٌ لاَ يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا.

‘Maka yang tersisa di dalamnya (bumi) hanyalah orang-orang bodoh yang tidak mengetahui kebenaran dan tidak mengingkari kemunkaran.’ [Musnad Ahmad 11/181-182, Syarh Ahmad Syakir] Pendapat kedua: Sehingga tidak lagi disebut dan dikenal Nama Allah di muka bumi. Hal itu terjadi ketika zaman telah rusak, rasa kemanusiaan telah hancur, dan banyaknya kekufuran, kefasikan juga kemaksiatan.” [Al-Fitan wa Al-Malahim 1/186, tahqiq Dr. Thaha Zaini]

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana bisa? Jelas sangat bisa. Menjelang kiamat, akan hilang segala kebaikan: Ilmu hilang, hukum faraidh hilang, khusyu’ hilang, shalat hilang, Al-Qur`an hilang, amanah hilang, orang-orang shalih hilang, syari’at dan Islam hilang, Ka’bah hilang. Secara logis, jika semua itu sudah hilang, darimana manusia akhir zaman bisa mengenal Allah? Sekalipun ada Artificial Intelligence. Bukankah sudah ada ramalan dari para pakar ilmu dunia bahwa akan datang suatu zaman tidak ada lagi listrik, apalagi internet, apalagi artificial intelligence.

Diriwayatkan dari Hudzaifah, dia berkata, “Rasulullah bersabda,

يَدْرُسُ اْلإِسْلاَمُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْيُ الثَّوْبِ حَتَّى لاَ يُدْرَى مَا صِيَامٌ، وَلاَ صَلاَةٌ، وَلاَ نُسُكٌ، وَلاَ صَدَقَةٌ وَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللهِ فِـي لَيْلَةٍ فَلاَ يَبْقَى فِي اْلأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ، وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنَ النَّاسِ: الشَّيْخُ الْكَبِيرُ، وَالْعَجُوزُ، يَقُولُونَ: أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ؛ يَقُولُونَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ فَنَحْنُ نَقُولُهَا: فَقَالَ لَهُ صِلَةُ: مَا تُغْنِي عَنْهُمْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَهُمْ لاَ يَدْرُونَ مَا صَلاَةٌ، وَلاَ صِيَامٌ، وَلاَ نُسُكٌ، وَلاَ صَدَقَةٌ فَأَعْرَضَ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ رَدَّدَهَا عَلَيْهِ ثَلاَثًا، كُلَّ ذَلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ فِي الثَّالِثَةِ، فَقَالَ: يَا صِلَةُ! تُنْجِيهِمْ مِنَ النَّارِ، ثَلاَثًا.

“Islam akan hilang sebagaimana hilangnya hiasan pada pakaian sehingga tidak diketahui lagi apa itu puasa, tidak juga shalat, tidak juga haji, tidak juga shadaqah. Kitabullah akan diangkat pada malam hari hingga tidak tersisa di bumi satu ayat pun, yang tersisa hanyalah beberapa kelompok manusia, kakek-kakek dan nenek-nenek, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami (mengucapkan) kalimat ini, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah’, maka kami pun mengucapkannya." Lalu Shilah berkata kepada Hudzaifah “(Kalimat) Laa Ilaaha Illallaah tidak berguna bagi mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui apa itu shalat, tidak juga puasa, tidak juga haji, dan tidak juga shadaqah." Lalu Hudzaifah berpaling darinya, kemudian beliau mengulang-ulangnya selama tiga kali. Setiap kali ditanyakan hal itu, Hudzaifah berpaling darinya, lalu pada ketiga kalinya Hudzaifah menghadap dan berkata, “Wahai Shilah, kalimat itu menyelamatkan mereka dari Neraka (sebanyak tiga kali).” [Ash-Shahihah no. 87; Shahih Al-Jami' no. 8077]







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.