Kenapa Alergi dengan Pengulangan Asmaul Husna? | Brilly El-Rasheed | 082140888638
x
Sebagian muslim anti pengulangan Asmaul Husna. Asmaul Husna yang diulang-ulang divonis sesat dan tidak punya landasan dalam agama Islam. Stigma bid’ah ditempelkan lekat-lekat kepada aktivitas mengulang-ulang Asmaul Husna. Seolah-olah Asmaul Husna dan segala macam kalimat thayyibah haram diulang-ulang karena matematika bukan bagian dari konstruksi Syari’at. Padahal, Al-Qur`an banyak memuat matematika. Nabi Muhammad juga sering berurusan dengan hitung-hitungan.
Persoalan harus berapa kali Asmaul Husna dibaca, perkara harus berapa banyak Asmaul Husna dirapal, perihal harus berapa sering Asmaul Husna diwirid, ini tergantung tajribah (eksperimen empiris). Ada yang cukup baca salah satu Asmaul Husna sekali-dua kali sudah manjur. Ada yang perlu baca setiap hari lima kali setiap bakda shalat fardhu beberapa Asmaul Husna. Ada yang harus berbulan-bulan riyadhah (perjuangan) merapal Asmaul Husna tertentu sebanyak 1.000 kali setiap hari. Sama kasusnya dengan Nabi Zakariyya yang berdoa meminta dikaruniai keturunan dan baru kesampaian alias diwujudkan Allah sampai sekian tahun atau sampai beliau menginjak usia tua.
Prof. Agus Purwanto, D.Sc. menerangkan dalam buku fenomenal Ayat-ayat Semesta, “Angka merupakan simbolisasi dari bilangan. Setiap hari manusia bahkan manusia primitif sekalipun, hidup dengan bilangan-bilangan…. Konsep bilangan eksis di pikiran manusia setua kemunculan manusia itu sendiri…. Sistem, simbol, dan keterkaitan angka-angka melahirkan dunia matematika…. Matematika mulanya merupakan angka-angka dengan hubungan yang sederhana. Kini, bagi sebagian besar orang, matematika merupakan dunia yang abstrak dan aneh, penuh dengan simbol-simbol asing dan prosedur-prosedur rumit, bahasa yang sulit dipahami dan seni yang gelap. Namun, bagi sebagian kecil lainnya, yakni bagi para ilmuwan, matematika adalah pemberi jaminan ketelitian dan objektivitas…. Hal yang menakjubkan adalah alam menampakkan fenomena seperti yang diinginkan dan diminta oleh ungkapan matematis…. Formula matematis dibuat terlebih dahulu, kemudian diikuti fenomena alam…. Matematika adalah bahasa alam…. Manusia terus merenungkan ciptaan, hasil renungan dirumuskan menjadi bangunan ilmu…. Kita yakin, semua ilmu yang telah digali manusia masih belum seberapa dibandingkan dengan yang belum digali…. Dunia sebagai struktur yang ditata secara tepat menurut hukum-hukum matematika nirwaktu….”
Prof. Agus menegaskan, “Matematika adalah bahasa alam.” Dengan demikian, menjauhkan Islam dari matematika merupakan praktik pembodohan. Berulang-ulangnya sebuah Asmaul Husna di lisan tidak bisa dihukumi ghuluww (ekstrim/overdosis). Ibaratnya, dalam sebuah kejadian dalam waktu yang sangat singkat hanya 5 detik, Anda tersandung, sakit di kaki, lalu jatuh, sakit di tangan, lalu tertimpa tangga, sakit di badan, boleh-boleh saja kan berujar, “Ya Allah,” ketika tersandung, “Ya Allah,” ketika jatuh, “Ya Allah” ketika tertimpa tangga? Lantas bagaimana logikanya seseorang yang duduk manis mengulang-ulang Ya Allah sebanyak 1.000 kali dalam waktu 1.000 detik menjadi haram? Apa mengingat Allah hanya boleh kalau celaka?



Post a Comment