Header Ads

Healing (Penyembuhan) dengan Kitab Asy-Syifa dan Asmaul Husna | Brilly El-Rasheed | 082140888638




Healing artinya proses penyembuhan, baik penyembuhan fisik maupun psikis melalui pemulihan (recovery) dari luka batin, stres, atau sekadar kelelahan. Meskipun sering diartikan secara populer sebagai liburan, refreshing, darmawisata, staycation, akan tetapi healing dalam arti yang lebih dalam adalah proses pemulihan diri secara menyeluruh, termasuk melalui aktivitas introspektif, meditasi, kontemplasi, i’tikaf, tafakkur, atau kegiatan lain yang menenangkan. 


Seseorang menjalani proses Healing secara medis maupun non medis. Proses healing secara non medis bisa berupa pengobatan herbal dan deep talk maupun aktifitas apapun yang menyenangkan, yang memantik munculnya hormon dopamin, oksitosin, endorfin dan serotonin. Munculnya keempat hormon tersebut bisa dipicu dengan gerak jasmani dan atau rohani yang ringan hingga signifikan. Agama Islam mengakomodir apa saja kesibukan humanis yang berefek positif. Kata Nabi, “Ihrish ‘ala ma yanfa’uka,” yang translasinya ialah bersemangatlah untuk apa saja yang bermanfaat bagimu, tapi Nabi tidak berhenti, lanjut beliau, “was-ta’in biLlah,” yang artinya mintalah pertolongan kepada Allah. 


Seserius dan segetol apapun kita mencari manfaat dari healing sebagai usaha penyembuhan, kalau kita tidak meminta kesembuhan tersebut kepada Allah, maka kegagalan dan atau kekecewaan yang kita tuai. Healing yang kita upayakan mesti dibersamai wasilah healing paling mujarrab yakni Al-Qur`an. Al-Qur`an sudah divalidasi Allah sebagai syifa` (healing). Seluruh konten Al-Qur`an hanyalah kalimat thayyibah alias teks/ucapan yang positif. Seluruh pakar medis-nonmedis memvalidasi apapun teks/ucapan positif bisa menjadi sumber healing (syifa`) bagi jiwa dan raga, lebih-lebih Al-Qur`an, berdasarkan pengalaman empiris dan uji klinis. 


Asmaul Husna di samping merupakan bagian tak terpisahkan dari Al-Quran juga merupakan teks dan ucapan yang positif. Asmaul Husna juga bisa menjadi modal healing (syifa) untuk merecovery kondisi jasad maupun sukma. Kita bisa menjadikan Asmaul Husna sebagai healing bagi tubuh eksoterik dan esoterik dengan membaca, memikirkan, melihat/memandang, menulis, mengamalkan atau mengejawantahkan hingga meminum air tulisan atau tiupan bacaan Asmaul Husna. Membaca Asmaul Husna bisa dilakukan dengan membaca keseluruhan Asmaul Husna sekali, dua kali, tiga kali, atau membaca salah satu-salah dua-salah tiga berkali-kali sesuai kebutuhan. Kita bisa membaca Asmaul Husna kapan saja, termasuk dalam doa ketika sujud atau bakda tasyahhud dalam shalat apapun. 


Obat-obatan medis dan nonmedis digunakan dan dipercaya sesungguhnya karena pengalaman empiris dan atau uji klinis. Tidak pernah ada obat yang secara mandiri berfungsi melainkan atas izin Allah. Dokter dan terapis manapun tidak berani menjamin obat pasti menyembuhkan, melainkan hanya, “Biasanya obat ini dan itu menyembuhkan ini dan itu.” Sedangkan Allah telah menjamin Al-Qur`an adalah obat segala penyakit. Bersamaan dengan itu berfungsinya Al-Qur`an sebagai syifa bergantung izin Allah baik izin kauniyyah maupun syar’iyyah. Artinya, misalnya, ketika ahli maksiat berobat dengan Al-Qur`an bisa jadi tidak sembuh oleh sebab adanya dosa yang belum ditaubati dan diampuni Allah. Namun, Al-Qur`an tetap menjadi syifa baginya, setidaknya mengurangi sakit dan meredam murka Allah. 


Jangankan Al-Qur`an dan sekaligus Asmaul Husna, Kitab Asy-Syifa juga menjadi syifa (healing). Karya monumental Al-Qadhi ‘Iyadh yang biasa diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Healing ini menyajikan kalimat-kalimat positif tentang Nabi Muhammad dan seluruh Nabi, ditambah bahasa penulisnya yang puitis. Kita sama-sama tahu bahwa seluruh pakar medis-nonmedis memvalidasi apapun teks/ucapan positif bisa menjadi sumber healing (syifa`) bagi jiwa dan raga. 


Dalam Kitab Asy-Syifa kita mendapatkan kabar terindah tentang Rasulullah. Seorang pecinta bahagia dan sehat-bugar hanya dengan membaca surat cinta atau mendengar kabar tentang sang kekasih. Kitab Asy-Syifa sudah terbukti secara uji klinis dan pengalaman empiris sejak sekira 900 tahun silam bisa menyembuhkan dan merecovery (memulihkan). Terlampau banyak testimoni tentang Kitab Asy-Syifa. 


Shaykh Dr. Abdul Karim Newman mengatakan bahwa Kitab terpenting dan penuh barakah setelah Al-Qur`an adalah Shahih Al-Bukhariyy lalu Asy-Syifa karya Al-Qadhi ‘Iyadh, kata Al-Khafajiyy ulama madzhab Asy-Syafi’iyy, para ulama pendahulu mengatakan Kitab Asy-Syifa mujarrab (teruji klinis) bisa menyembuhkan penyakit jika dibaca. Dikatakan oleh Syaikh Dr. Ahmad Nabawiyy Al-Azhariyy, “Tidak ada kitab yang ditulis menyamai Kitab Asy-Syifa, sebelum maupun sesudahnya. Ada pepatah, “Asy-Syifa milik ‘Iyadh untuk mereka yang menginginkan syifa (kesembuhan).” Banyak ulama yang menghafalnya seperti menghafal Al-Qur`an dan Shahih Al-Bukhariyy.” Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Jabr menegaskan, “Selama 9 abad disaksikan dari generasi ke generasi, kitab ini diberi barakah (oleh Allah). Tidaklah dibaca pada orang yang sakit kecuali dia pasti sembuh, tidaklah ada di sebuah rumah kecuali rumah tersebut tidak akan terbakar, tidaklah dibawa oleh orang yang sedang berlayar kecuali tidak akan tenggelam.”





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.