Header Ads

Resensi dan Keunggulan Kitab Al-'Ujalah fi Al-Ahadits Al-Musalsalah | Syaikh Yasin Padang | UD. Elrasheed Publisher | 082140888638





Dalam menerjemahkan Al-’Ujalah yang milik Syaikh Yasin Al-Fadaniyy ini, saya hanya berbekal ijazah ‘ammah dari K. H. M. Sholeh Bahruddin Ngalah ketika saya bersama sejumlah masyayikh shufiyy pada 16 Desember 2020 sowan ke Ndalem beliau. Saat itu, Kyai Sholeh menuturkan, “Saya ijazahkan semua sanad Syaikh Yasin ini dari Mbah Mushlih Mranggen kepada Antum semua.” Sembari beliau hadiahkan dua kutaib kompendium sanad Syaikh Yasin. Saat itu saya masih plonga-plongo alias ora dong, bahkan tidak bisa membaca teks makhthuthat (tulisan tangan) tersebut. Lima tahun kemudian barulah kutaib tersebut ada guna dan manfaatnya bagi saya yang faqir kuota ilmu ini. ‘Ala kulli hal, terjemah Al-’Ujalah fi Al-Ahadits Al-Musalsalah karya Syaikh Yasin Al-Fadaniyy, saya persembahkan.


Al-'Ujalah fi Al-Ahadits Al-Musalsalah adalah sebuah kitab hadis yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Yasin Padang alias Al-Fadaniyy, seorang ulama Indonesia terkemuka yang tinggal di Makkah hingga wafat. Kitab ini berisi kumpulan hadits-hadits musalsal (berantai) yang paling terkenal di kalangan ulama, yang didiktekan oleh Syaikh Al-Fadaniyy kepada murid-muridnya yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari hadits musalsal. Hadits musalsal adalah hadits yang disampaikan para pe-rawi (reporter) dari Nabi Muhammad secara turun-temurun, berurutan dan sama dalam keadaan dan situasi tertentu, baik secara perbuatan maupun perkataan. Kitab ini merupakan kitab yang unik dan langka, karena isinya hanya memuat matan hadits musalsal dan peng-isnad-annya. Hadits yang ada di dalam Al-’Ujalah sejumlah 113 riwayat. 


Imam An-Nawawiyy dalam kitab At-Taqrib menyebutkan bahwa hadits musalsal ini bisa terkait perbuatan, keadaan atau sifat pada diri pe-rawi, atau bisa juga terkait dengan cara penyampaian haditsnya. Dalam Matan Al-Baiquniyyah disebutkan,

مُسَلْسَلٌ قُلْ مَا عَلَى وَصْفٍ أَتَى ... مِثْلُ أَمَا وَاللهِ أَنْبَانِي الْفَتَى

Katakanlah musalsal adalah (hadits) yang datang dengan (para perawi) menyebutkan sifat (tertentu)...seperti (dengan ucapan) Demi Allah seorang pemuda telah memberitahukan kepadaku

١١ - كَذَاكَ قَدْ حَدَّثَنِيهِ قَائِمَا ... أَوْ بَعْدَ أَنْ حَدَّثَنِي تَبَسَّمَا

Demikian pula, telah menyampaikan hadits kepadaku dengan berdiri… atau setelah ia menyampaikan hadits kepadaku ia tersenyum.


Model periwayatan hadits musalsal ini memperkuat hafalan, karena dalam sebuah hadits musalsal, ada hal lain yang menunjang untuk diingat. Otomatis juga bisa meningkatkan iman terhadap hadits, karena tidak ada lagi keraguan akan validitas transmisinya. Dengan mentransmisikan hadits musalsal bahkan menghafalkannya, maka umat akan mendapatkan kepastian otentisitas ajaran Islam dari generasi ke generasi. Lebih dari itu sangat minim literatur Islam yang merilis hadits-hadits musalsal. Meskipun hadits musalsal memiliki sifat yang menjadi ciri khas yang diikuti dari rawi pertama sampai rawi terakhir, namun dalam masalah kedudukan hukum belum tentu otomatis shahih apalagi mutawatir, namun tetap boleh diriwayatkan atau diajarkan, tidak otomatis maudhu’ juga.


Bisa dikatakan, kitab Al-’Ujalah ini penuh dengan sanad, matan hadits justru sedikit. Kita tidak akan mengenal Allah kecuali melalui Rasulullah. Kita tidak akan mengenal Rasulullah melalui para ulama pemegang sanad. Dikatakan oleh Syaikh Zakariyya bin Ahmad Ath-Thalib ketika sesi ijazahan kitab ini di Kalimatan Selatan, “Kita membaca sanad adalah untuk menyambungkan qalbu kita dengan shahib al-madad.” Logikanya seperti seorang pecinta berkali-kali menyebut-nyebut nama sesuai yang dicintainya demi menjaga kebulatan/keutuhan cintanya dalam qalbunya. Di samping itu, dengan membaca sanad, kita menjadi aware (sadar) ternyata yang belajar Islam sudah banyak, tidak akan lagi sesumbar, “Baru saya yang paling concern terhadap Islam. Tidak ada sebelumnya yang perhatian terhadap hadits musalsal.”


Pemesanan bisa melalui 082140888638



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.