Manusia Hanya Tahu Makna Asmaul Husna Berdasar Logika Bahasa | Brilly El-Rasheed | 082140888638
Al-Sherif Dr. Mustapha Kemal Mahmoud menerangkan dalam Al-Qur`an Muhawalatun Li Fahm ‘Ashriyy, “Kaum yogi, biarawan, dan sufi semuanya berusaha mencapai Tuhan dengan cara mengumandangkan nama-nama-Nya, melantunkan puji-pujian, juga dengan keshalihan, ibadah, dan perbuatan baik. Mereka memanggil-manggil Tuhan dengan mengulang-ulang nama-Nya, “Tuhan memiliki nama-nama terindah, maka panggillah Dia dengannya.” [QS. Al-A'raf: 180] Terdapat latihan yoga khusus yang menitikberatkan pada lagu-lagu pujian yang disebut Mantrayoga, yang berasal dari kata Sansekerta Mantram yang berarti mantera (bandingkan, kata Sansekerta mantar = pemikir). Salah satu mantera yang paling umum adalah mengulang kata "Rahim, Rehaam", yang merupa-kan dua nama Tuhan dalam bahasa Sansekerta dan sepadan dengan kata Arab Rahim, Rahmaan, seribu kali. Kaum yogi mengenakan untaian manik-manik panjang menggantung di leher mereka, masing-masing terdiri dari seribu butir. Islam menawarkan jalan tersingkat dan teraman menuju Tuhan. Al-Quran merupakan satu-satunya kitab suci yang sama sekali belum diutak-atik atau diselewengkan. Al-Ghazaliyy meyakini bahwa dzikir-dzikir Islam mencapai puncaknya jika dilafazhkan dalam kesunyian-yaitu dalam qalbu. Ruh melantunkan nama-nama Tuhan dalam kesendirian dan ketenangan sempurna, tanpa sepatah kata pun harus keluar dari mulut, “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu, dengan rendah batin dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara.” [QS. Al-A'raf: 205]
Pada halaman bukunya yang agak jauh, beliau juga menuturkan, Al-Quran mengungkap 99 nama Tuhan nan indah. Beberapa berkaitan dengan Tuhan sendiri, seperti Allah, sedangkan yang lainnya berkaitan dengan sifat-Nya, seperti Karim (Pemurah), Halim (Penyantun), Ra'uf (Maha Pengasuh), Wadud (Maha Mengasihi), dan sebagainya. Kategori yang belakangan dapat saja digunakan sebagai nama kaum lelaki sementara Allah hanya dikhususkan bagi Tuhan. Hakikat Allah merupakan misteri ghaib yang tak seorang pun dapat memahaminya walaupun sedikit, sedang atribut lain dapat direnungkan sesukanya. Tuhan menjawab siapa pun yang memanggil-Nya dengan menggunakan nama-Nya, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” [QS. Al-Mu`min:60] “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa jika dia berdoa (memanggil) kepada-Ku.” [QS. Al-Baqarah: 186] -yang tentu saja benar. Namun demikian, panggilan terhadap Tuhan tidak termasuk mengucapkan "Ya Tuhan!" Siapa saja dapat mengucapkan kata-kata itu tanpa manyadari maknanya. Panggilan terhadap Tuhan sebaliknya merupakan perkara serius: ini berkaitan dengan, atau malah, esensi sufisme itu sendiri. Hanya orang-orang yang memiliki qalbu luhur, pemahaman mendalam, dan kemauan tinggi yang dapat melakukannya. Ini bukan ber-arti bahwa seseorang perlu menjadi 'darwis' agar panggilannya dijawab Tuhan. Sebaliknya, semua orang bisa melakukan-nya jika hatinya suci dan, sama pentingnya, jika dia menyapa Tuhan tanpa kesetiaan yang mendua.”
Post a Comment