Resensi dan Keunggulan Kitab Sullam At-Taufiq | UD. Elrasheed Publisher | 082140888638
Kitab Sullamut Taufiq banyak dikaji di berbagai pesantren di Indonesia sebagai kurikulum dasar-wajib. Walaupun termasuk kitab yang ringkas, kandungan dalam kitab ini mampu memberikan pemahaman kepada orang awam yang ingin belajar tentang agama tapi terhalang oleh kesibukan. Bab-bab dalam kitab “Sullam At-Taufiq” adalah ushuluddin, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, muamalat, tazkiyatun nafs, dan penjelasan tentang ma’ashi. Jadi, sebagaimana kitab Safinatu An-Najah, kitab Sullam At-Taufiq bukanlah kitab fiqih murni tetapi kitab yang mengandung pembahasan aqidah, hukum dan pembersihan jiwa. Semuanya adalah ilmu-ilmu yang dihukumi fardhu ain atas setiap mukallaf.
Pembahasan dalam kitab ini memiliki tiga bahasan pokok yang meliputi tauhid, fiqih, dan tashawwuf. Bagi sebagian masyarakat awam yang mempelajari kitab ini terutama di Indonesia, sering menjuluki kitab ini termasuk kategori kitab "keras", dikarenakan tidak sungkannya mushannif menjuluki seseorang pelanggar Syariat dengan istilah kafir, ini demi kebaikan umat. Dituturkan oleh K. H. Maimoen Zubair, "Empat kitab yang saya anjurkan bagi kalangan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Nadhlatul Ulama) untuk dipelajari dan dijadikan pegangan dalam bermasyarakat dan sebagai akidah dasar yaitu kitab Aqidatul Awam, Safinatun Najah, Bidayatul Hidayah dan Sulamut Taufiq".
Sullamut Taufiq ditulis oleh Al-Habib 'Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba'Alawiyy Al-Hasaniyy Al-Hadhramiyy, seorang ulama yang zuhud dan wara'. Penulis kitab ini lahir tahun 1191 Hijriah di Kota Tarim dan tumbuh berkembang di sana. Kemudian ia menuntut ilmu ke Makkah dan Madinah selama beberapa tahun di bawah bimbingan Sayyid 'Aqil bin 'Umar bin 'Aqil bin Yahya, Syaikh 'Umar bin 'Abdurrasul 'Atthar, Sayyid Ahmad bin 'Alwiyy, dan lain-lain. Selain Sullamut Taufiq, karyanya adalah Miftahul I'rab dalam bidang nahwu. Kitab Sullamut Taufiq ini selesai ditulis di awal bulan Rajab tahun 1241 hijriah. Beliau wafat pada malam Kamis 17 Rabi'uts Tsani tahun 1272 Hijriah. Beliau dimakamkan di Tarim. Di hari peristirahatannya, banyak orang yang hadir dari berbagai wilayah. Judul lengkap kitab ini adalah Sullamut Taufiq ila Mahabbatillah 'alat Tahqiq: Mukhtashar fima yajib 'ala kulli muslimin ayya'lamahu min ushuliddin wa furu'ih (Tangga Pertolongan Menuju cinta Allah yang hakiki: Sebuah ringkasan materi yang wajib diketahui orang Muslim berupa pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya).
Di antara kitab-kitab syarah dan penjelasan kitab Sullamut Taufiq adalah Mirqatush Shu'udit Tashdiq karya Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantaniyy yang banyak digunakan santri Indonesia dan juga Ka'sur Rahiq karya Shalih bin Mathar bin Bakiran Bama'bud. Al-Habib Umar bin Hafizh pernah mengomentari kitab ini, dimuat di dalam kita Ka'sur Raiq syarh Sullamut Taufiq. Beliau menyebut Sullamut Taufiq merupakan karangan paling bermutu dan bermanfaat yang berisi pokok-pokok ilmu syariat, dan kemanfaatan tersebut terlihat dari banyaknya pembaca kitab ini yang boleh jadi tumbuh rasa cinta sebab adanya taufiq dari Allah.
Buku Sullamut Taufiq Bilingual ini merupakan terjemahan Ustadzah Humaira Arshad, seorang da'iyah di Malaysia asal Indonesia. Ustadzah Humaira mendirikan Majelis Daruz Zahro wal Batul lit Ta'lim untuk mewadahi gerakan hijrah para milenial dan zilenial agar terbimbing dengan tuntunan para ulama. Beliau adalah alumni Ponpes Riyadhus Sholihin dan Darul Hadits. Majelis Daruz Zahro Wal Batul Litta'lim merupakan sebuah komunitas (online movement) yang didirikan oleh Ustadzah Humaira Arshad. DZ telah berkontribusi aktif-positif dalam dakwah di lini generasi milenial dan zilenial dari berbagai provinsi di Indonesia bahkan dari Malaysia. Kitab Sullamut Taufiq merupakan kitab pertama yang diterbitkan DZ dengan bantuan Elrasheed Publisher.
Imam Abdullah Al-Harariyy dalam karyanya berjudul ‘Umdah Ar-Raghib fi Mukhtashar Bughyah Ath-Thalib Hal. 10-11 mengisahkan profil Sayyid ‘Abdullah bin Husain bin Thahir, “Beliau tergolong masih keturunan Rasulullah. Memiliki rutinitas setiap harinya membaca Laa Ilaha Illa Allah 25.000 kali, membaca Ya Allah 25.000 kali, dan membaca Shalawat 25.000 kali. Setiap hendak melakukan shalat Fardhu selalu mandi dan memakai wewangian terlebih dahulu. Beliau selalu belajar kepada orang yang beliau temui dimanapun berada. Beliau tidak menampakkan diri sebagai pendakwah. Hal ini karena beliau lebih cenderung khumul (tidak ingin terkenal).”
Alhamdulillah sudah terjual hampir 100 eksemplar. Pemesanan bisa menghubungi 082140888638.



Post a Comment