Header Ads

Allah Dikenal Lewat Asmaul Husna Bukan Tajalli (Penampakan) Dzat-Nya



Umat Nabi Muhammad dimuliakan Allah dari seluruh umat para nabi sebelumnya. Pemuliaan Allah kepada kita, tidak kepada umat sebelum kita, ialah kita dipercaya oleh Allah bahwa kita akan beriman kepada Allah cukup dengan makrifat Asmaul Husna. Allah menaruh percaya kepada logika iman kita sehingga tidak perlu menurunkan mukjizat seperti tongkat Nabi Musa, mukjizat seperti kekebalan Nabi Ibrahim, mukjizat seperti kekuasaan Nabi Sulaiman, mukjizat seperti kesaktian Nabi ‘Isa dan lainnya. Tidak perlu Allah tajalli kepada umat Nabi Muhammad seperti tajalli Allah kepada kedua anak Nabi Adam dan kepada Bani Israil agar mereka yakin keberadaan Allah. 


Allah berfirman, 

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ. ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan (ingatlah), ketika kalian berkata, “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah secara nyata terang-benderang, karena itu kalian disambar halilintar, sedang kalian menyaksikannya”. Setelah itu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati, supaya kalian bersyukur.” [QS. Al-Baqarah: 56] 


Halilintar tersebut hanya tajalli kekuasaan Allah bukan tajalli Dzat Allah. Sebagaimana hancurnya gunung di hadapan Nabi Musa dan 70 orang kaumnya juga merupakan tajalli kekuasaan Allah bukan tajalli Dzat Allah. Simak tafsir QS. Al-A’raf: 143. Demikian halnya api yang menyambar persembahan kedua anak kandung Nabi Adam adalah tajalli kekuasaan Allah bukan tajalli Dzat Allah.


Allah berfirman, 

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata, ‘Sungguh Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertaqwa.” [QS. Al-Ma`idah: 27] 


Dalam Mafatih Al-Ghaib, Imam Ar-Raziyy menerangkan bahwa, Qabil berkurban jagung jelek dan Habil berkurban dengan kambing. Ternyata, kurban yang dipersembahkan Habil habis dilalap api dan kurban milik Qabil tidak tersentuh api sama sekali. Pada waktu itu, api yang muncul melalap persembahan merupakan simbol dari Tuhan. Jika persembahannya dilalap api, artinya kurban tersebut diterima oleh Allah. Melihat kurbannya sama sekali tidak tersentuh api, Qabil sangat murka terhadap Habil karena kembarannya yang cantik akan menikah dengan Habil dan bermaksud membunuh Habil. 


Kepada umat Sebaik-baik Manusia, Allah percaya cukup dengan informasi-informasi untuk membangun iman dan meneguhkannya. Oleh karena itu, Allah tidak pernah tajalli, Allah hanya menyajikan informasi-informasi tentang-Nya, identitas-identitas-Nya, karakter-karakter-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya dan ciptaan-ciptaan-Nya yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, dipikirkan sedikitpun. Semua informasi itulah yang menjadi ‘bahan baku’ iman umat Nabi Akhir Zaman. Pendayagunaan nalar-aksiomatis dipercaya Allah sebagai piranti pokok untuk terbentuk iman umat Rasul terakhir. Asmaul Husna lah yang Allah suguhkan kepada kita dan itu sudah cukup, sudah seolah-olah Allah tajalli kepada kita lalu kita baru percaya kepada-Nya. 


Orang-orang yang ateis atau agnostis kepada Allah, selain karena tidak mendapat hidayah Allah, sesungguhnya karena kekuatan akal mereka tidak bisa dipercaya. Asmaul Husna yang jumlahnya infinity (tak terhingga) sudah lebih dari cukup sebagai isi otak agar membuat kita sadar (awareness) akan keberadaan Allah dengan segala sifat ketuhanan-Nya. Andai mereka mau membaca seluruh Asmaul Husna setiap hari minimal satu kali dengan penuh penghayatan konsekuensi maknanya masing-masing, setidaknya sebagai Neuro Linguistik Programming, pasti menjadi amat kuat-berbobot iman mereka kepada Allah. Bagi kita yang sudah beriman kepada Allah dengan seluruh Asmaul Husna-Nya, sudah barang tentu ada kalanya akan mengalami fluktuasi iman, maka lakukan meditasi dan kontemplasi, niscaya Asmaul Husna menjadi sangat dahsyat bagi kita sehingga kita pegang teguh dan kita bela serta kita syiarkan. Jika kita baru beriman kepada Allah kalau Allah sudah nampak di hadapan kita dan bisa kita lihat dengan mata fisik, maka berarti kita sebenarnya tidak beriman tapi sekadar penasaran berangkat dari ketidakpercayaan. Bisa jadi kita pun tetap tidak akan beriman ketika Allah sudah tajalli di mata kita sebab sebetulnya kita ragu dengan-Nya. Wal-’iyadzu biLlah. Beriman karena pikiran waras lebih berkelas daripada beriman karena mendapat apa yang dimaui oleh pikiran error.


Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan [pusdiklatlitbang] Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- [disc. up to 50 %]. Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis.


Oleh Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. [Founder Asmaul Husna Universe]


 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.