Header Ads

Allah Memberi Nama Nabi Muhammad Diambilkan dari Asmaul Husna, Ini Penjelasan Darul Ifta Mesir



Kata ‘Muhammad’ merupakan isim maf’ul dari kata kerja ḥammada-yuḥammidu-ḥammid-taḥmīdan-muḥammid-muḥammad, yang maknanya adalah “banyak memuji” atau “memuji-muji”. Kata kerja tersebut juga merupakan kata kerja mazid (semacam turunan) dari kata kerja hamida-yahmadu-hamdan yang bermakna memuji. Muhammad dari Hummida (حمّد) sama dengan nazzala (نزل) dan qaddara (قدر) yang berfaidah yang katsrah (banyak). Sedangkan Ahmadu (ُأَحمد) mempunyai dua pola kalimat; Fi'l Mudhari’ dan Ism Tafdhil. Pertama sebagai Fi'il Mudhari (kata kerja yang menunjukkan makna sedang dan akan). Dari pola ini, maka Ahmadu bermakna "Aku sedang memuji";  أحمد الله رب العالمين Saya selalu memuji Allah Tuhan semesta alam. Dan pola ini, berfungsi istimrar tajaddud (terus-menerus). Pola kalimat kedua adalah ism tafdhil (ism yang dibentuk mengikuti pola af’alu untuk menunjukkan salah satunya lebih dari yang lainnya). Ahmadu (أحمد) bermakna lebih terpuji. Nabi Muhammad lebih terpuji dari makhluk lainnya, ahmadu khalqillah. Kata Ahmad adalah af'al Tafdhil dari hamd (pujian), yang bermakna pujian untuk Nabi lebih dari orang lain. Dia lebih terpuji. 

Ternyata nama ‘Muhammad’ dan ‘Ahmad’ diambil Allah dari Asmaul Husna, sebagaimana silaturrahim (hubungan darah/kekerabatan) diambil-Nya dari Asmaul Husna. Dar Al-Ifta` Al-Mishriyyah mengemukakan, "Allah Ta‘ala mengkhususkan Nabi-Nya yang mulia ﷺ dengan nama-nama terbaik, paling mulia, dan paling tinggi kedudukannya; beliau ﷺ dinamai Muhammad dan Ahmad, keduanya dinisbatkan dari Nama Allah Yang Mahasuci, sebagaimana diriwayatkan dari Muhammad bin Jubair bin Muth‘im dari ayahnya, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku memiliki lima nama: Aku Muhammad, dan Ahmad, dan aku Al-Māḥī yang denganku Allah menghapus kekafiran, dan aku Al-Ḥāsyir yang manusia dikumpulkan di bawah panjiku, dan aku Al-‘Āqib," [Muttafaq ‘alaih]; Imam Jalaluddin As-Suyuthiyy membahas ini dalam Al-Khaṣhā’iṣh Al-Kubrā (1/134, Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah) dengan judul, "Bab Kekhususan Nabi ﷺ dengan nama mulianya yang diambil dari Nama Allah,"




Dan Al-Qadhi ‘Iyadh berkata dalam Asy-Syifā’ (1/229, Dar Al-Fikr) bahwa Allah menamainya Muhammad dan Ahmad dalam kitab-Nya, termasuk kekhususan Allah terhadapnya adalah bahwa Allah mengaitkan pujian ke dalam namanya, dan membalut penyebutannya dengan syukur agung; beliau ﷺ adalah yang paling agung dalam memuji dan paling banyak dipuji, maka beliau adalah orang yang paling dipuji dan paling banyak memuji, dan bersamanya terdapat Panji Pujian pada hari kiamat untuk menyempurnakan kesempurnaan pujian itu dan menjadikannya termasyhur di padang mahsyar, lalu Allah membangkitkannya di maqam mahmud (kedudukan terpuji) sebagaimana dijanjikan, di mana beliau akan dipuji oleh orang-orang terdahulu dan terakhir melalui syafaatnya, dan dibukakan baginya berbagai pujian;

Al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fat-h Al-Bārī (6/556, Dar Al-Ma‘rifah) mengatakan yang tampak bahwa Nabi ﷺ bermaksud bahwa beliau memiliki lima nama yang dikhususkan, yang tidak digunakan untuk selainnya sebelumnya, atau diagungkan, atau dikenal di kalangan umat terdahulu, bukan bermaksud membatasi hanya pada lima itu saja; Al-Qadhi ‘Iyadh mengatakan Allah menjaga nama-nama itu sehingga tidak ada orang sebelum beliau dinamai dengannya, meskipun sebagian Arab menamai anak-anak mereka Muhammad menjelang kelahirannya karena mendengar dari para kahin dan rahib bahwa akan muncul Nabi di zaman itu yang bernama Muhammad, maka mereka berharap anak mereka itulah; Kemudian disebutkan pula keutamaan menamai dengan nama Muhammad atau Ahmad, bahwa sudah jamak diketahui bahwa menamai dengan nama Muhammad atau Ahmad termasuk perbuatan yang dianjurkan untuk mendapatkan keberkahan nama Nabi ﷺ, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah, dari Nabi ﷺ: "Beri nama dengan namaku," [Muttafaq ‘alaih];

Imam Badruddin Al-‘Ainiyy dalam ‘Umdah Al-Qari (15/39, Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Arabiyy) mengatakan bahwa ini menunjukkan kebolehan menamai dengan nama Nabi untuk mendapatkan berkah dan karena arti kata "praise" (pujian) dalam namanya termasuk Al-Fa`l (harapan optimistik) yang baik; sebagian ulama bahkan menulis risalah khusus tentang keutamaan nama Muhammad dan Ahmad, seperti Al-Muthawwi’iyy dalam Ḥamdu man Ismuhu Aḥmad (lihat Yatīmat Ad-Dahr karya Ats-Tsa’alibiyy 4/500), dan sebagian ulama lainnya seperti Shadruddin Al-Munawiyy dalam Kasyf Al-Manāhij wa At-Tanaqih fi Takhrij Ahadits Al-Mashabih (4/204, Dar Al-‘Arabiyyah li Al-Mausu‘at) menyatakan bahwa nama Muhammad dan Ahmad lebih utama dari semua nama lainnya, bahkan lebih dicintai Allah daripada selainnya, karena Allah tidak memilihkan bagi Nabi-Nya kecuali apa yang paling Dia cintai; dari sini diketahui jawaban terhadap pertanyaan, dan Allah Ta‘ala lebih mengetahui. [Sekian fatwa Dar Al-Ifta` Al-Mishriyyah]

Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan (pusdiklatlitbang) Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- (disc. up to 50 %). Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis.

Oleh Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.