Apakah Penyeleweng Asmaul Husna Ditinggalkan Atau Diperangi? Ini Jawaban Para Mufassir
Allah memerintahkan untuk meninggalkan orang-orang yang ilhad (menyeleweng) terkait Asmaul Husna. Pertanyaannya, apakah perintah-Nya ini berlaku selamanya atau hanya pada masa hidup Nabi Muhammad saja atau sebatas satu kasus tertentu yang dihadapi Nabi Muhammad? Jawabannya, cukup sulit. Jika orang-orang sesat ditinggalkan oleh seluruh umat Islam, maka darimana mereka memiliki wasilah/jalan hidayah. Makna perintah meninggalkan mereka, apakah sama sekali berarti tidak usah digubris artinya dibiarkan terus-terusan sesat dan menyebarkan kesesatannya terhadap Asmaul Husna, ataukah ditinggalkan itu berarti jangan terkontaminasi kesesatan mereka sehingga wajib untuk mengoreksi mereka tanpa harus berkumpul dengan mereka.
Imam Ath-Thabariyy menguraikan tafsir yang benar,
وكان ابن زيد يقول في قوله: ﴿وذروا الذين يلحدون في أسمائه﴾ ، إ نه منسوخٌ.
١٥٤٥٧ - حدثني يونس قال: أخبرنا ابن وهب قال: قال ابن زيد، في قوله: ﴿وذَرُوا الذين يلحدون في أسمائه﴾ قال: هؤلاء أهل الكفر، وقد نُسِخ، نَسَخه القتال.
ولا معنى لما قال ابن زيد في ذلك من أنه منسوخ، لأن قوله: ﴿وذروا الذين يلحدون في أسمائه﴾ ، ليس بأمر من الله لنبيّه ﷺ بترك المشركين أن يقولوا ذلك، حتى يأذن له في قِتالهم، وإنما هو تهديدٌ من الله للملحدين في أسمائه، ووعيدٌ منه لهم، كما قال في موضع آخر: ﴿ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ﴾ ، [سورة الحجر: ٣] الآية، وكقوله: ﴿لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ وَلِيَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ﴾ ، [سورة العنكبوت: ٦٦] وهو كلام خرج مخرج الأمر بمعنى الوعيد والتهديد، ومعناه: أنْ مَهِّل الذين يلحدون، يا محمد، في أسماء الله إلى أجل هم بالغوه،(٦) فسوف يجزون، إذا جاءهم أجل الله الذي أجلهم إليه،(٧) جزاءَ أعمالهم التي كانوا يعملونها قبل ذلك من الكفر بالله، والإلحاد في أسمائه، وتكذيب رسوله.
Ibnu Zaid pernah berkata bahwa firman Allah, “Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam nama-nama-Nya” telah dinasakh (dihapus hukumnya), dan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang kafir, serta ayat ini telah dihapus oleh perintah untuk memerangi mereka. Namun, tidak benar apa yang dikatakan oleh Ibnu Zaid bahwa ayat ini mansukh, karena firman itu bukanlah perintah dari Allah kepada Nabi-Nya ﷺ untuk membiarkan orang-orang musyrik mengatakan hal tersebut (yakni penyelewengan Asmaul Husna) hingga datang izin dari Allah untuk memerangi mereka. Akan tetapi, ayat itu merupakan ancaman dan peringatan dari Allah kepada siapapun orang-orang yang menyimpang dalam nama-nama-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam ayat lain, “Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan, kelak mereka akan mengetahui,” dan juga firman-Nya, “Agar mereka kufur terhadap apa yang Kami berikan kepada mereka dan agar mereka bersenang-senang, maka kelak mereka akan mengetahui.” Semua ini adalah bentuk ungkapan yang tampaknya seperti perintah, namun sebenarnya bermakna ancaman dan peringatan. Maksudnya adalah, biarkanlah, wahai Muhammad, orang-orang yang menyimpang dalam nama-nama Allah itu hingga tiba waktu yang telah ditentukan bagi mereka; dan ketika waktu itu datang, mereka akan dibalas atas perbuatan mereka terdahulu berupa kekafiran kepada Allah, penyimpangan dalam nama-nama-Nya, dan pendustaan terhadap Rasul-Nya.
Imam Al-Qurthubiyy menyajikan paparan senada,
وَقَدْ قِيلَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى:" وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ ١٨٠ "مَعْنَاهُ اتْرُكُوهُمْ وَلَا تُحَاجُّوهُمْ وَلَا تَعْرِضُوا لَهُمْ. فَالْآيَةُ عَلَى هَذَا مَنْسُوخَةٌ بِالْقِتَالِ، قَالَهُ ابْنُ زَيْدٍ. وَقِيلَ: مَعْنَاهُ الْوَعِيدُ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى:" ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيداً» "وَقَوْلُهُ:" ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا(٨) ". وَهُوَ الظَّاهِرُ من الآية، لقول تَعَالَى: سَيُجْزَوْنَ مَا كانُوا يَعْمَلُونَ ١٨٠. وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
Telah dikatakan mengenai firman Allah Ta‘ala, “Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang…” [QS. Al-A’rāf: 180], bahwa maknanya adalah biarkanlah mereka, janganlah kalian berdebat dengan mereka, dan jangan pula kalian menghadapi mereka. Maka, menurut pemahaman ini, ayat tersebut dianggap telah di-nasakh (dihapus hukumnya) oleh perintah untuk memerangi mereka. Pendapat ini dinyatakan oleh Ibnu Zaid. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa maknanya adalah bentuk ancaman, seperti firman Allah Ta‘ala, “Biarkan Aku (yang mengurus) orang yang Aku ciptakan sendirian…” dan firman-Nya, “Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang…” — dan inilah makna yang lebih tampak dari ayat tersebut, karena Allah Ta‘ala berfirman, “Mereka akan diberi balasan atas apa yang dahulu mereka perbuat.” Dan Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Jadi, sikap kita terhadap siapa saja yang menyelewengkan Asmaul Husna adalah merangkul mereka untuk mendakwahi mereka tanpa terkontaminasi penyelewengan mereka, bukan membiarkan mereka terus-terusan menyeleweng. Mendoakan mereka agar taubat juga wajib. Mengingatkan umat agar tidak terjebak dalam keterselewengan mereka pun wajib. Syarat mensyiarkan makna kandungan Asmaul Husna ialah punya sanad dan paham nahwu-sharaf dan logika bahasa ‘Arab zaman Nabi Muhammad terkait Asmaul Husna. Jangan sampai kita mengklaim sebuah pemahaman sebagai yang benar ternyata salah.
Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan [pusdiklatlitbang] Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- [disc. up to 50 %]. Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis.
Oleh Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. [Founder Asmaul Husna Universe]
Post a Comment