Belajar Asmaul Husna Merupakan Cara Cepat Makrifatullah (Mengenal Allah)
Dalam beberapa hal, manusia punya kemiripan dengan Allah tapi tentu bukan kemiripan dalam ‘status’ sebagai Tuhan. Allah Azh-Zhahir sekaligus Al-Bathin. Manusia punya sisi lahir juga punya sisi batin. Para ulama tashawwuf punya adagium, “Siapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya.” Anda bisa mengenal misteri diri Anda sendiri, Anda akan bisa mengenal Allah. Jangankan mengenal ‘misteri’ Allah, mengenal misteri diri kita sendiri saja belum tentu bisa holistik (menyeluruh).
Imam Al-Ghazaliyy dalam Jawahir Al-Qur`an menerangkan bahwa mengenal Allah ibarat mutiara yang ada di dalam daging kerang yang terbungkus cangkang. Cangkang kerang merupakan perlambangan ilmu tajwid dan nahwu-sharaf untuk memahami Al-Qur`an. Daging kerang merupakan permisalan ilmu fiqih yang terkandung dalam Al-Qur`an. Sedangkan mutiaranya merupakan perumpamaan makrifatuLlah.
Mengenal Allah ada tiga tingkatan menurut Imam Al-Ghazaliyy dalam Jawahir Al-Qur`an: (1) Mengenal Dzat Allah; (2) Mengenal sifat-sifat Allah; (3) Mengenal af’al (perbuatan/tindakan) Allah. Segala sesuatu dalam fase kehidupan dunia ini adalah af’al Allah karena semua adalah ciptaan-Nya. Mengenal Allah melalui kegiatan-Nya ini paling mudah bagi kita sebab kapasitas indera dan ‘retorika’ nalar kita terbatas. Ada riwayat populer dalam berbagai redaksi kalimat, “Pikirkanlah ciptaan Allah, jangan biarkan pikiranmu mencoba menjangkau Dzat Allah.”
Menurut penelitian Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid seperti termuat dalam website islamqa.info, statemen tersebut mauquf (berhenti) pada para shahabat Nabi, tapi punya asal-usul dari Nabi. Sementara beratus-ratus tahun sebelumnya, Sayyid Murtadha Az-Zabidiyy sudah menelitinya dan menggunakan redaksi, “Nabi bersabda,” seperti termaktub dalam It-haf As-Sadah Al-Muttaqin. https://www.islamweb.net/ar/library/content/411/8333/ dan https://islamqa.info/ar/answers/260258/ ‘Ala kulli hal, kita tidak sedang studi riwayah tapi dirayah.
Dirayah hadits, “Pikirkanlah ciptaan Allah” adalah bahwa kita mesti sibuk memikirkan ciptaan Allah untuk mencapai makrifatuLlah. Tujuan kita adalah Allah. Kita tidak boleh memikirkan Dzat Allah terbuat dari apa, berbentuk apa, berposisi di mana, berukuran sebesar apa, justru kufur itu. Mengenal Allah tidak semata-mata sebatas belajar kitab-kitab tauhid. Belajar ilmu fisika, kimia, biologi, geografi, astronomi, matematika, dan lain-lain, jika semua fenomena semesta selalu dikaitkan dengan kemahakuasaan Allah terhadap sekecil-kecilnya kejadian, maka itulah cara mengenal Allah.
Untuk bisa mengaitkan fakta-fakta kehidupan dengan Allah adalah dengan belajar Asmaul Husna. Imam Fakhruddin Ar-Raziyy mengungkapkan, "Dan oleh karena tidak ada jalan untuk mengetahui hakikat Dzat-Nya, sedangkan jalan untuk mengenal-Nya adalah dengan mengenal perbuatan-perbuatan-Nya, maka siapa pun yang lebih banyak memahami rahasia kebijaksanaan-Nya dalam ciptaan-Nya, ia akan lebih banyak mengetahui nama-nama Allah. Dan karena hal ini merupakan samudra tanpa tepi dan tanpa batas, maka demikian pula tidak ada batas bagi pengenalan terhadap nama-nama indah Allah (Asmaul Husna)." [Mafatih Al-Ghaib]
Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan (pusdiklatlitbang) Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- (disc. up to 50 %). Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis, dengan membeli produk-produk kami.
Oleh Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)
Post a Comment