Header Ads

Asmaul Husna Versi Ahmadiyah Mirip dengan Versi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Tapi Tidak Berfaedah Kalau Tidak Dihayati



Pada 19 September 2015, Kantor Berita Jemaat Ahmadiyah Indonesia melansir fatwa Mirza Tahir Ahmad, “Allah memiliki demikian banyak nama sehingga kita tidak akan mampu mengenali semuanya, tetapi melalui panca indera yang kita miliki, Dia memanifestasikan Wujud-Nya dengan cara yang bisa kita mengerti. Allah tidak mengenal batas sedangkan pemahaman kita terbatas. Karena itu apakah nama-Nya ada sembilan puluh sembilan atau pun seratus satu, bukanlah suatu hal yang relevan. Kenyataannya memang benar Allah memanifestasikan Wujud-Nya kepada manusia yang nyatanya memiliki fitrat terbatas. Adalah kemampuan manusia itu yang menentukan bagaimana Tuhan memanifestasikan Diri-Nya kepada seseorang. Tuhan tidak akan menampakkan Diri-Nya kepada manusia di luar kemampuan mereka untuk memahami. Sebagai contoh, jika anda memperlihatkan wajah anda kepada seorang yang buta matanya dan mengatakan kepada yang bersangkutan ‘Lihat, betapa cantiknya diriku, lihat hidungku, lihat wajahku dan mataku’ – apa yang bisa dilakukan oleh orang buta itu? Tidak ada suatu pun! Anda memiliki semua fitrat diri seperti resam tubuh, warna kulit, kekuatan atau kelemahan diri, belum lagi ada ratusan posibilitas yang berkaitan dengan pandangan saja, namun yang jelas anda tidak akan bisa menampakkan diri anda itu kepada seseorang yang tidak memiliki penglihatan. Begitu juga Tuhan tidak akan sia-sia memperlihatkan Diri-Nya – Dia tidak akan memanifestasikan fitrat-Nya kepada mereka yang hanya memiliki kemampuan terbatas dan mengandalkan panca indera saja. Hanya saja, setelah kematian nanti memang indera-indera itu akan menjadi lebih tajam dan kemungkinan kita akan dibekali dengan indera baru dimana Allah akan terlihat dalam swt tampilan fitrat baru – suatu manifestasi yang dibukakan kepada kita yang sekarang ini bahkan berada di luar jangkauan bayangan khayalan manusia.” Mirza Tahir Ahmad juga menjelaskan, “Semata-mata mengulang-ulang nama apa pun tidak akan bisa mengusir kejahatan, tetapi pengulangan beberapa nama itu sendiri bisa memberikan kekuatan untuk berkonsentrasi atas makna dari nama tersebut. Setiap fitrat Allah sepertinya berdiri sendiri tetapi jika kalian memusatkan fikiran atas hal itu dan mengulang-ulangnya maka akan muncul makna baru dihadapan kalian, sama halnya seperti kalian jika memutar atau menggerakkan kaleidoskop akan muncul bentuk-bentuk baru di hadapan kalian. Sama seperti itu, pengulangan nama atau fitrat Ilahi ditujukan untuk menciptakan efek dimaksud dalam fikiran kalian. Sebagai contoh, fitrat Rahman (Maha Pengasih) yang diulang-ulang sehingga kini bermakna meliput seluruh alam semesta. Kata‘Rahman’ itu sendiri sepertinya fitrat tunggal tetapi nyatanya meliputi seluruh sejarah umat manusia, seluruh sejarah penciptaan alam semesta, seluruh sejarah hubungan Allah dengan manusia dan sebagainya. Misalnya kalian mengulang-ulang kata itu saja sepanjang hayat, masih saja maknanya tidak pernah akan habis diungkapkan. Dengan demikian maka tujuan pengulangan fitrat-fitrat Ilahi adalah guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam akan maknanya. Meski keluasan makna yang dikandungnya jauh berada di luar kemampuan nalar kita, tetap saja perlu bagi kita merenungi makna dari pada fitrat-fitrat itu dan mengembangkannya dalam pandangan kita dengan cara mengulang-ulangnya. Dengan rahmat Allah tambah swt mendalam kita memahami fitrat Rahman akan bertambah dekat hubungan kita kepada Rahman tersebut. Ini juga yang menjadi tujuan dari mengulang-ulang suatu fitrat Ilahi ketika sedang menghadapi suatu masalah khusus. Hanya mengulang-ulang menyebut fitrat Ilahi seperti seekor burung beo dengan sendirinya tidak akan memberikan manfaat apa pun.” [https://wartaahmadiyah.org/jumlah-nama-allah.html] Keyakinan Ahmadiyah tentang Asmaul Husna ini berbeda dengan kita Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah meski ada irisan (kesamaan). Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan Ahmadiyah sama-sama meyakini Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang jumlahnya tidak terbatas. Kami (Brilly El-Rasheed) belum mendapatkan referensi pakem dari Ahmadiyah terkait penjelasan Asmaul Husna yang 99 dan bagaimana keyakinan Ahmadiyah yang utuh tentang Asmaul Husna. Akun Facebook resmi Jemaah Ahmadiyah Indonesia merilis sejumlah Asmaul Husna berikut makna dan rujukan Al-Qur`annya. Hanya saja, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, berdasarkan Al-Qur`an dan Al-Hadits yang diajarkan turun-temurun secara transmisional, meyakini bahwa mengulang-ulang Asmaul Husna meski tanpa konsentrasi penghayatan makna tetap memberikan manfaat. Andai pengulangan pembacaan Asmaul Husna tidak bermanfaat tentu shalat yang tidak khusyu’ juga tidak bermanfaat. Sementara, berdasarkan kutipan fatwa Mirza Tahir Ahmad, Ahmadiyah meyakini pengulangan pembacaan Asmaul Husna tanpa konsentrasi penghayatan makna tidak bermanfaat apapun, sekali lagi, apapun.


Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan (pusdiklatlitbang) Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- (disc. up to 50 %). Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis, dengan membeli produk-produk kami.


Oleh Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)

Souvenir Buku Asmaul Husna Saku Lipat Harmonika Corak Army/Militer

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.