Header Ads

Dzikir Asmaul Husna Bisa Mengundang Jin Syaithan? Begini Cara Menangkalnya Menurut Syaikh Prof. Dr. 'Aliyy Jum'ah



Syaikh Prof. Dr. ‘Aliyy Jum’ah memaparkan, "Dan harus (diperhatikan) dalam melatih (diri dalam) menyebut (secara lisan) nama-nama (Allah) yang terpilih dan Asmaul Husna, setelah memahami maknanya meskipun secara garis besar, (adalah) kebenaran dalam pelafazhannya (pengucapannya) secara mutlak, memastikan keluarnya huruf dari tempat yang benar, memperhatikan panjang dan pendeknya (bacaan), masing-masing pada tempatnya, terutama dalam menyebut (kalimat) La ilaha illallah, dalam shighat (bentuk-bentuk wirid) dan dalam nama-nama Allah lainnya. Karena kesalahan dalam hal itu bisa mengarah pada dosa besar yang membinasakan, sebagaimana kita lihat di masyarakat yang suka berpura-pura sebagai sufi dan orang-orang yang mengaku bertashawwuf. Dan menyebut nama-nama Allah memiliki tiga cara: Pertama: melafazhkannya dengan alif-lam (kata sandang), maka dikatakan misalnya: (Ar-Rozzaaq, Al-Fattaah, Al-‘Aliim).  Kedua: melafazhkannya tanpa alif-lam, maka dikatakan misalnya: (Rozzaaq, Fattaah, ‘Aliim).  Ketiga: melafazhkannya dengan tambahan huruf ya’ untuk panggilan, maka dikatakan misalnya: (Yaa Rozzaaq, Yaa Fattaah, Yaa ‘Aliim). Dan masing-masing cara memiliki rahasia, maqam (kedudukan spiritual), dan pengaruh (tersendiri)."


Doa adalah dzikir, dzikir adalah doa. Siapa berdoa kepada Allah berarti sedang berdzikir. Siapa berdzikir kepada Allah berarti sedang berdoa. Syaikh Prof. Dr. ‘Aliyy Jum’ah melanjutkan, Cara Berdzikir yang Benar: Dan agar pelafalan benar dalam menyebut nama yang diawali alif dan lam (ma‘rifah) maupun yang tidak, jika seorang dzakir (orang yang berdzikir) mengulang-ulangnya dengan cepat secara bersambung, hendaknya ia membubuhi dhammah (bunyi “u”) pada akhir nama yang pertama, dan berhenti dengan sukun (tanpa harakat) pada nama yang kedua. Maka ia berkata, misalnya: (ar-Rozzaaqu – dengan dhammah – ar-Rozzaaqْ dengan sukun) atau (Razzaqun – dengan dhammah dan tanwin – Razzaqْ dengan sukun). Hal ini berlaku baik dia menggerakkan tubuhnya dari kanan ke kiri, atau dari bawah ke atas. Dan hendaknya ia menjaga (cara ini), agar tidak sampai berdzikir kepada nama setan yang terbuat dari gabungan cepat antar nama-nama yang saling berurutan tanpa ia sadari; yang akhirnya merusak ibadahnya, bahkan bisa membuatnya menyimpang dan sesat. Sebagai contoh, Nama-Nya Ta‘ala (‘Alīim), jika tidak diperhatikan pelafalannya dengan benar sebagaimana telah kami sebutkan, maka karena cepatnya pengulangan dan keterhubungan bisa berubah menjadi (Mu’alii). Nama-Nya Ta‘ala (‘Azhīim) bisa berubah menjadi (Mu‘azhii), dan nama-Nya (Lathīif) bisa menjadi (Fulathīi), sedangkan nama tunggal (Allāh) bisa berubah menjadi (Hallāa), dan seterusnya. Dan bisa jadi setan menghiasinya bagi si hamba yang bodoh, lalu ia terus mengulanginya, dan binasalah ia di dunia dan Akhirat. Bahkan bisa jadi ini adalah jalan menuju penyembahan jin dan syaithan. Adapun dalam dzikir dengan menggunakan ya’ untuk panggilan (yā), maka sebaiknya – juga – dibaca dengan dhammah pada nama pertama, dan berhenti pada nama kedua sebagaimana telah dijelaskan. Maka dikatakan (Yā Allāhu – dengan dhammah pada hā’ – Yā Allāhْ – dengan sukun), dan seterusnya. Atau ia berhenti dengan sukun pada keduanya sekaligus sebagai bentuk kehati-hatian yang lebih. Sebab dalam dzikir terdapat banyak jebakan, yang hanya dapat disadari oleh orang yang diberi pemahaman oleh Allah. Dzikir Para Orang Bodoh: Dalam dzikir nama yang diawali alif-lam secara bersambung, aku mendengar sebagian orang yang berpura-pura sebagai sufi menyebut nama-Nya Ta‘ala (Al-Bāasith Al-Bāasith) dengan cepat, sehingga ia berkata (Thalbāasī Thalbāasī)! Seandainya saja ia berhenti pada akhir setiap dua nama sebagaimana telah kami jelaskan, niscaya ia tidak jatuh pada kesalahan ini. Dan perkara nama Allah ini sama dengan nama-nama Allah lainnya, demikian juga seterusnya. Dan jika dulu niat baik bisa menjadi pembela baginya, maka kini alasan itu tidak lagi sah setelah datangnya nasihat dan penjelasan. Aku tidak bisa melupakan betapa besar gangguan yang kuterima dari dzakir (pelaku dzikir) yang naif ini ketika aku mencoba menuntunnya ke jalan yang lurus dengan hikmah. Ia berdalih bahwa ia menerima cara dzikir tersebut dari syaikhnya yang merupakan quthb yang telah wāṣil (mencapai maqam spiritual tinggi)! Namun, apabila sang syaikh itu bodoh, atau hanya penceramah, atau gegabah, atau tukang sihir, atau fanatik, atau bukan pelaku ibadah yang sejati, maka bahayanya bagi manusia lebih besar daripada bahaya Iblis itu sendiri. [https://www.alsufi.net/]


Asmaul Husna Universe merupakan lembaga pusat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan (pusdiklatlitbang) Asmaul Husna. Asmaul Husna Universe berkantor di Jl. Hayam Wuruk no. 1, RT. 03 RW. 05, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur, 62253. Untuk kerjasama bisa melalui 082140888638 atau asmaulhusnauniverse@gmail.com. Harga all varian buku saku lipat harmonika Asmaul Husna @Rp 3.000,- (disc. up to 50 %). Dukung pendirian Asmaul Husna World, sebuah permanent exhibition media pembelajaran dan artefak Asmaul Husna gratis, dengan membeli produk-produk kami.


Oleh Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd., C.Ed. (Founder Asmaul Husna Universe)

Buku Saku Harmonika Dzikir Dasar Tulis Kalimat Thayyibah
Buku Saku Harmonika Dzikir Dasar Tulis Kalimat Thayyibah

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.